BAB II
TAUHIDULLAH
A. Pengertian Tauhidullah
Tauhid merupakan akumulasi dari
kesadaran akan fakta bahwa alam semesta berada berkat suatu kekuatan dan
rencana maha tinggi, dan bahwa sistem alam semesta ini berjalan atas suatu
kehendak yang arif dan maha bijak Konsep Tauhid ini ingin mengatakan bahwa alam
semesta berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah. Islam meletakan konse
Tauhidullah sebagai prinsip yang komprehensif dan integral, memandang segala
kenyataan alam dan perjalanan kehidupan sebagai suatu kesatuan system yang
integral, memandang segala kenyataan alam dan perjalanan kehidupan sebagai
suatu kesatuan system yang integral Tauhidullah juga harus diartikan menempatkan
dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya sentral dalam pencitaan,
pertimbangan dan tindakan. Menemapatkan Allah sebagai satu-satunya sentral
tidak berarti bahwa manusia harus mereduksi kemanusiaan islam adalah sebuah
humanisme yakni agama yang mementingkan manusia sebagai suatu kepentingan
utama. Humanisme islam adalah humanisme teosentris yakni yang merujukan prinsip
dan nilai-nilainya pada Tuhan.
B. Misi Tauhidullah
Misi utama Tauhidullah adalah
membebaskan manusia dari segala belenggu, dominasi atau kendali yang cenderung
merusak kemanusiaan dan kemanusiawian manusia. Belenggu, dominasi dan kendali
tersebut bisa berupa kepercayaan, khurafat, nafsu, thagut, syetan, aliran atau
ideologi –ideologi yang secara prensipal bertentangan dengan tuntunan ilahiyah.
Tauhidullah mengakumulasikan konsep manusia utuh dan hanya ditemukan dalam
kebersamaannya dengan yang maha mutlak. Karena itu manusia bertauhid atau
manusia utuh tidak akan kesepian.
C. Macam-Macam
Tauhidullah
Macam-macam
Tauhidullah disini digali dari surat Al-Fatihah. Tidakk diragukan lagi bahwa
Al-Qur’an merupakan wacana global menyangkut segala hal mengandung multi
dimensi makna.
1.
Tauhidul Rubudiyah
Secara
teoritis berarti bahwa Allah adalah satu-satunya yang mencipta, memiliki,
mengatur dan mengurus semesta alam. Secara praktis tauhid ini berarti manusia
harus melucuti sifat-sifat tercela terutama sombong dan angkuh karena pada
dasarnya manusia tidak punya apa-apa.
2.
Tauhidul Asma Was-sifat
Secara
teoritis berarti meyakinkan bahwa Allah memiliki nama dan sifat-sifat yang
sempurna. Secra praktis, manusia harus mengarahkan perkembangan kesempurnaan
pribadinya hanya kepada sifat-sifat Allah.
3.
Tauhidul Ibadah
Berarti
menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya yang disembah.
4.
Tauhidul Isti’anah
Berarti
menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya tempat berharap dan
bergantung.
D. Implementasi
Tauhidullah dalam Berbagai Segi Kehidupan
Orang
beriman bergerak dan berbuat karena kesadaran, tidak hanya terseok-seok oleh
kepentingan yang bersifat rendahan. Kesadaran tersebut terkait langsung kepada
sentral dimana kehidupan merujuk, tergantung dan terarah kesana. Dengan prinsip
Tauhidullah, orang beriman harus terus bergerak secara dinamis menuju perubahan
ke arah yang lebih baik. Karena itulah Tauhidullah harus dimanifestasikan dalam
seluruh segi dan aspek kehidupan.
1.
Tauhidullah dalam bidang
pendidikan
Sejalan dengan karakter dasar
pandangan tauhidullah, pengembangan pendidikan dalam perspektif ini bersifat
komprehensif dan integral. Ini menghendaki kurikulum yang mampu
mengintegrasikan aspek akhiyah, ruhiyah dan jasadiyah secara padu dan ruhiyah
menempati substansi.
2.
Tauhidullah dalam bidang IPTEK
Tidak akan terjadi pertentangan
antara pengetahuan akliyah dan pengetahuan naqliyah, apabila ilmu akliyah telah
dikaji secara objektif dan ilmu naqliyah dipahami secara benar. Karena keduanya
harus bertemu dan mengatakan satu kebenaran
3.
Tauhidullah dalam bidang social
budaya
Aktualisasi Tauhidullah dalam
konteks social budaya meletakan masyarakat sebagai wahana perealisasian
sifat-sifat Allah dalam konteks kemanusiaan. Tauhidullah mengajak manusia
berfikir dan melihat kenyataan secara obyektif dalam kehidupan bermasyarakat.
4.
Tauhidullah dalam bidang
ekonomi
Tauhidullah ini menempatkan Allah
sebagai sang maha pemiliki mutlak dan manusia sebagai pemilik hak guna pakai
yang beraifat sementara.
5.
Tauhidullah dalam bidang
politik
Tauhidullah memandang kekuasaan yang
ada pada tangan manusia bersifat nisbi, bukan miliknya secara penuh, yaitu
memandang kekuasaan yang dicapai manusia adalah suatu amanat.
E. Ma’rifatullah
Allah
adalah awal dan akhir segala sesuatu. Dialah yang paling nampak dari segala
sesuatu dan Dialah yang berada
dibelakang segala sesuatu. Yang dimaksud dengan ma’rifatullah yakni pertemuann
fikiran dan kesadaran manusia dengan kebesaran, keagungan, harapan dan
ridla-Nya.
Bagaimana dan kapan manusia dapat
bertemu dengan-Nya ?
a.
Melalui Ciptaan-Nya
Allah memperkenalkan diri kepada
manusia dengan segala cara dan segala jalur komunikasi yang dapat diterima oleh manusia, yaitu tentang ayat-ayat Allah
baik ayat kauniyah dan ayat kauliyah yang dapat menyentuh seluruh sisi hidup
dan kesadaran manusia
Untuk bertemu dengan Allah melalui
ayat-ayat Allah, manusia diberi kekuatan bashar dan kekuatan bashirah. Kekuatan bashar dan
bashirah harus menumbuhkan kesadaran tinggi, mengantarkan pertemuan indah
antara manusia dengan khaliknya, itulah pertemuan fikiran dan kesadaran manusia
dengan ridla-Nya.
b.
Melalui Lafadz Dzikir
Dalam kitab Al- Adzkar tulisan imam
Nawawio adalah salah satu kitab yang mengumpulkan berbagai dzikir dan do’a.
Rasulullah pada seluruh aktivitas manusia. Do’a atau lapadz dzikir bukan untuk
sekedar diucapkan tanpa makna, tapi dengan lafadz-lafadz itu manusia tetapi
menghayati kehadiran dan keterlibatan Allah dalam seluruh keadaannya dengan
demikian seluruh langkah, usaha, harapan dan tujuannya akan tersandar dan
terarah kepada –Nya dan disinilah sesungguhnya tertumpu kekuatann, keberanian,
ketenangan dan kepuasan apa yang telah diperolehnya. Pada dasarnya do’a dan
dzikir bermakna memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah serta harapan kebaikan secara umum. Lafadz
dzikir itu banyak sekali baik yang ditentukan atau tanpa penentuan waktu/
kondisi misalnya bismillah, al-hamdulillah, subhanallah inalilhi dan lain-lain
c.
Melalui Nama dan
Sifat-sifat-Nya
Melalui asma-asma Allah serta
meyakini bahwa makna tersebut adalah milik Allah, kita memohon kepada Allah
melalui Al-asma al-Husna. Muhammad Ali menejelaskan bahwa yang dimaksud dengan
al-asma al-husna yakni nama-nama yang menampakan sifat-sifat paling baik dari
Dzat Allah. Selain dengan al-asma al-husna ada juga yang disebut fad’uhu biha
berarti bahwa manusia harus menyimpan sifat-sifat Illahi dalam fikirannya dan
berusaha memiliki sifat-sifat tersebut, sebab dengan itu dapat mencapai
kesempurnaan itulah pertemuan indah antara manusia dengan Allah yakni melalui
sifat-sifatnya.
d.
Melalui Perilaku dan Peristiwa
yang Dialami
Perilaku dan peristiwa dalam hidup
ini hanya bolak balik antara hasil dan gagal, antara senang dan tidak senang.
Peristiwa apapun yang dialami manusia akan dapat mempertemukan fikiran dan
kesadaran manusia dengan rencana, kehendak dan pilihan Allah pasti lebih baik dari rencana siapapun. Allah
maha pengasih dan maha penyayang disatu pihak dan maha adil di lain pihak,
karena itu, mustahil Allah berbuat aniaya, mustahil Allah salah mempelakukan
siapapun.
e.
Melalui Pelaksanaan Ibadah
Ibadah merupakan wujud aktualisasi
diri sebagai hamba. Shalat merupakan kunci untuk bertemu dengan Allah.
Pertemuan dengan Allah melalui ibadah khusus itu bukan shalat saja banyak
ibadah-ibadah lainnya yang secara khusus ditetapkan dan ditata seluruh aturab
dan caranya langsung oleh Allah dan Rasulnya.
F. Implikasi Tauhidullah
Tauhidullah sebagai pondasi kehidupan
seorang muslim akan memberi cara pandang
mendasar terhadap segala segi dan aspek kehidupannya, mewarnai corak
hidupnya secara khas, akhirnya akan membawa implikasi terhadap kondisi dan
penataan sikap dan kepribadiannya. Tauhidullah akan menimbulkan sikap
keberanian, keamanan, keselamatanm ketenangan dan lain-lain.
Contoh-contoh yang mengandung
nilai-nilai yang dimaksud yaitu :
1.
Keberanian
Tatkala tentara muslim telah berhadapan dengan tentara
Quraisy dalam perang uhud
2.
Keamanan
Saat utusan Quraisy yang berpura-pura sebagai kafilah
dagang sampai di Madinah untuk menakut-nakuti tentare muslim supaya tidak
berangkat ke Badar
3.
Keselamatan
Tatkala yunus dilemparkan kelaut, ikan paus langsung
menelannya
4.
Ketenangan
Rasulullah SAW pernah diancam dibunuh oleh seorang
musrik Quraisy. Waktu itu beliau sedang beristirahat dibawah pohon kurma,
tiba-tiba datanglah seorang musrik menghunuskan pedang dihdapan mukanya sambil
berkata “Hai Muhammad siapakah yang akan menolongmu dari pedangku ini ? karena
keterarahan dan kepercayaan yang penuh hanya kepada Allah, beliau sama sekali
tidak gentar atau takut. Beliau menjawab : “Hanya Allahlah yang menjagaku”
dengan ketenangan dan keteguhan hatinya yang penuh bertumpu hanya kepada Allah.
Tag :
MAKALAH AGAMA
0 Komentar untuk " CONTOH MAKALAH TAUHIDULLAH BAB II PEMBAHASAN "