CONTOH ARIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SEJARAH PROKLAMASI INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN IPS BAGIAN III



Menurut Sudjana (2005, hlm. 125) metode Problem Solving adalah suatu cara belajar yang lebih tinggi tingkatannya dengan mengangkat masalah sebagai sumber pembahasannya, kemudian dianalisis dan disintesis sehingga ditemukan alternatif pemecahannya. Metode ini dapat digunakan dari Kelas V sekolah dasar. Karena pada masa itu rasa ingin tahu muncul secara ilmiah, sudah mulai tampak pada diri anak, walaupun peran guru pada masa itu lebih mendominasi.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu program pengajaran yang membina dan menyiapkan kehidupan sosial yang baik serta peserta didik sebagai “Warga Negara Indonesia”, yang baik dan diharapkan mampu membina perubahan dan harapan-harapan yang baru sebagi tuntutan kehidupan dan perkembangan masyarakat. .
Anggapan dasar menurut Surakhmad (2008, hlm. 76) adalah sebuah titik tolak yang kebenarannya diterima dan diyakini oleh peneliti. Peneliti dalam hal ini tidak perlu membuktikan sesuatu, karena sudah jelas dengan adanya fakta. Anggapan dasar peneliti menyangkut hal sebagai berikut :
Metode problem solving merupakan suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah sejarah proklamasi Indonesia sehingga dapat berusaha menyeleksi dan menggunakan aturan-aturan yang telah dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi problem solving serta dapat meningkatkan hasil belajarnya.
 “Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan tersebut” (Wardani, 2008, hlm.43). Berdasarkan anggapan dasar di atas, hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah : “Jika guru dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran IPS tentang Sejarah proklamasi Indonesia melalui penggunaan metode problem solving dengan efektif, maka hasil belajar siswa akan meningkat.”
Tempat yang dijadikan penelitian oleh peneliti adalah di SD Negeri Kelas V di SDN I Cijeungjing  Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.  Alasan dipilihnya tempat di SD Negeri I Cijeungjing  Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis adalah sesuai dengan tempat bekerja peneliti dan sudah mendapat izin dari Kepala Sekolah untuk mengadakan penelitian dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan,  khususnya di lingkungan sendiri.
Penelitian dilaksanakan di SDN I Cijeungjing  Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis  yang memiliki personil guru berjumlah 9 orang terdiri dari laki-laki 3 orang dan perempuan berjumlah 6 orang.  Latar belakang  pendidikan yang dimiliki oleh guru SDN I Cijeungjing  Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis adalah S1 PGSD.
Jumlah siswa Kelas V yang akan dijadikan subjek penelitian ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Latar belakang siswa dilihat dari prestasinya digolongkan rendah, sedang, dan pandai.  Sedangkan latar  belakang orang tuanya sebagian besar pekerjaannya sebagai petani.
           Secara garis besar prosedur penelitian pembelajaran tentang penggunaan metode problem solving untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan proses observasi dan komunikasi dilaksanakan dengan tahapan model Kemmis dan Mc. Taggart (Yusnandar, 2003, hlm.20) yang terdiri dari a). Orientasi dan identifikasi masalah, b). Rencana tindakan penelitian dan c). Pola penelitian tindakan kelas.   Titik tolak permasalahan dalam penelitian ini adalah bagiamana meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode problem solving, sehingga optimalisasi kemampuan siswa dapat tercapai.  Penelitan ini dilaksanakan untuk mencari solusi dalam memecahkan permasalahan di kelas, dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Rearch.  Penelitian tindakan kelas merupakan satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilaksanakan, untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
      Pada penelitian ini digunakan PTK model Kemmis-Taggart (satu siklus sama dengan satu kali pembelajaran), terdiri dari tahapan (fase): perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (obsevation) dilanjutkan dengan pengambilan keputusan, kesimpulan dan rekomendasi.
Tag : ARTIKEL
0 Komentar untuk " CONTOH ARIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SEJARAH PROKLAMASI INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN IPS BAGIAN III "

Back To Top