B.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan
informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta
informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, teman-temannya atau
orang lain yang diminta keterangan tentang murid.
Contoh penggunaan wawancara ini seperti guru ingin
mengetahui informasi dari murid yang sering membolos dari sekolah. Di sini
dapat mengajukan pertanyaan tentang : identifikasi orangtua, jarak tempat
tinggal, perhatian orangtua terhadap belajar murid, keadaan ekonomi, kegiatan
sehari-hari yang dilakukan murid dan alasannya mengapa sering membolos, minat
bersekolah, dan lain-lain.
1. Macam-Macam
Teknik Wawancara
a. Menurut jumlah orang yang diwawancarai, maka wawancara
dapat dibedakan:
1) Wawancara perorangan (individual), yaitu wawancara
yang dilakukan oleh seorang (pewawancara) dengan responden tunggal.
2) Wawancara kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan
terhadap sekelompok orang dalam waktu yang bersamaan.
b. Menurut peran yang dimainkan, maka wawancara dapat
dibedakan menjadi:
1)
The non-directive interview, yaitu wawancara yang digunakan dalam proses konseling;
2)
The focused interview, yaitu wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai
hubungan dengan objek-objek yang diselidiki; dan
3)
The repeated interview, yaitu wawancara yang berulang. Wawancara ini terutama digunakan untuk
mencoba mengikuti perkembangan tertentu terutama proses sosial.
c. Berdasarkan subyek atau responden dan tujuannya,
wawancara dapat dibedakan menjadi:
1) Wawancara jabatan (the employment interview)
ialah wawancara yang ditujukan untuk mencocokan seorang calon pegawai dengan
pekerjaannya yang tepat. Wawancara ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran
sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kriteria yang
diminta oleh suatu employment;
2) Wawancara disipliner atau wawancara administratif (administrative
interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk ”menuntut” perubahan
tingkah laku individu ke arah kegiatan yang diinginkan oleh pewawancara.
Wawancara ini dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk
kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan didalam
tindakannya (changes in behaviour);
3) Wawancara konseling (counseling interview)
ialah wawancara yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi atau
memecahkan masalahnya dengan kata lain wawancara ini ini dijalankan untuk
keperluan konseling; dan
4) Wawancara fact-finding ialah wawancara dengan teknik pengumpulan data / fakta.
2. Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
Kelebihan
wawancara sebagai teknik pengumpul data, adalah sebagai berikut.
a.
Wawancara
merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid.
b.
Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat
diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa yang
dimaksudkan.
c.
Dapat
dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.
d.
Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan
dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai
pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara
e.
Dapat
diselenggarakan serempak dengan observasi.
f.
Digunakan
untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
Kelemahan –
kelemahannya, diantaranya sebagai berikut.
a.
Tidak
efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.
b.
Sangat
tergantung pada kesediaan kedua belah pihak.
c.
Menurut
penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.
C.
Angket
Angket (kuisioner) merupakan alat pengumpul data
(informasi) melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket
ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan
tentang berbagai hal yang berkaitan responden (murid).
Beberapa petunjuk untuk
menyusun angket :
a.
Gunakan
kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap.
b.
Susunan
kalimat sederhana tapi jelas.
c.
Hindarkan
pemakaian kata-kata yang sulit dipahami.
d.
Hindarkan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
e.
Selanjutnya
petanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
f.
Hindarkan
kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan responden.
1. Bagian
Pokok Angket
Pada umumnya di dalam angket itu kita dapati dua
bagian pokok, yaitu:
a.
Bagian yang mengandung data identitas
Bagian yang mengandung data identitas
merupakan bagian yang mengandung data tentang keadaan diri orang atau anak yang
diberi angket tersebut, misalnya nama, tanggal lahir, jenis kelamin, bangsa,
agama, dsb
b. Bagian yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya
Bagian yang mengandung pertanyaan fakta atau opini ialah bagian yang
mengandunng pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan fakta atau opini.
Serangkaian pertanyaan yang diajukan
kepada responden melalui angket dapat berupa: pertanyaan fakta, mencakup: umur,
pendidikan, agama, alamat, nama, kelas; pertanyaan tentang pendapat dan sikap,
mencakup perasaan dan sikap responden tentang sesuatu; pertanyaan tentang
informasi, mencakup apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal
tersebut diketahuinya; dan pertanyaan tentang persepsi diri, mencakup penilaian
responden terhadap perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Untuk keperluan di
sekolah, angket disiapkan untuk membantu para guru agar dapat memahami siswa
lebih mendalam.
2. Jenis-jenis Angket
Ada berbagai macam angket. Berikut ini akan dijelaskan satu
persatu:
a. Dilihat dari sumber datanya, angket dapat dibedakan
sebagai berikut:
1) Angket langsung, yaitu apabila angket tersebut langsung diberikan
kepada orang yang dimintai pendapat atau jawabannya atau responden yang ingin
diselidiki. Jadi, kita mendapatkan data dari sumber pertama (first resource),
tanpa menggunakan perantara untuk memperoleh jawaban. Misalnya: angket siswa.
2) Angket tidak langsung, yaitu apabila angket disampaikan kepada orang lain
yang dimintai pendapat tentang keadaan seseorang. Jenis angket ini membutuhkan
perantara untuk mendapatkan data sehingga jawaban yang diperoleh tidak dari
sumber pertama. Misalnya: angket orangtua tentang anaknya, angket guru tentang
siswanya, dan lain-lain.
b. Dilihat dari strukturnya, angket dapat
dibedakan sebagai berikut:
1) Angket berstruktur, ialah angket yang berisi
pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya yang jelas, singkat, dan konkret.
2) Angket tidak
berstruktur, ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban
yang bebas dan uraian yang panjang lebar dari responden.
c. Berdasarkan jenis pertanyaannya, angket
dibedakan sebagai berikut.
1) Pertanyaan
terbuka (open questions), yaitu
angket yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada responden untuk
memberikan jawaban atau tanggapannya. Biasanya jenis angket ini digunakan
apabila ingin mendapatkan opini.
2) Pertanyaan
tertutup (closed questions), yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang membuat responden tinggal memilih jawaban yang telah
disediakan di dalam angket itu. Jadi, jawabannya terikat. Responden tidak dapat
memberikan jawaban secara bebas seperti yang mungkin dikehendaki oleh
responden. Biasanya jika masalah yang hendak dicari jawabannya sudah jelas maka
orang akan menggunakan jenis angket ini.
3) Kombinasi
terbuka dan tertutup (open and closed questionaire),
yaitu jika jawabannya sudah ditentukan, kemudian disusul pertanyaan terbuka.
3. Langkah-langkah
Penyelenggaraan Teknik Angket
1. Tahap persiapan
Langkah pertama, memerinci atau menjabarkan variabel-variabel yang akan
diukur. Contohnya dalam angket siswa variabel-variabelnya meliputi: riwayat
pendidikan atau sekolah, harapan-harapan, cita-cita, kebiasaan belajar, hobi,
aktivitas di luar sekolah atau keorganisasian, keadaan keluarga, dan lingkungan
tempat tinggal.
Langkah
kedua, menetapkan model jawaban, yang ditentukan oleh bentuk jawaban
yang dikehendaki dari variabel angket tertentu. Seperti jawaban uraian singkat,
jawaban kategorikal, jawaban berskala, jawaban tabuler, jawaban dengan cek atau
pilihan ganda. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan juga kelebihan dan
kelemahan masing-masing model jawaban.
Langkah ketiga, menyusun angket; yang perlu memperhatikan
komponen-komponen: pengantar, petunjuk pengisian, butir-butir pertanyaan, dan
penutup.
a. Pengantar
Maksud utama dari
pengantar ialah mengadakan pendekatan terhadap responden agar bersedia
memberikan keterangan yang dibutuhkan. Dengan demikian, pengantar perlu
dirumuskan dengan baik, yang memuat tentang: tujuan angket secara jelas dan
diplomatis serta harapan kerjasama, dan menunjukkan ketegasan tentang jaminan
kerahasiaan informasi yang diberikan siswa.
b. Petunjuk pengisian
Petunjuk pengisian angket harus
dirancang dengan baik dan jelas sebab akan mempermudah responden dalam mengisi
setiap butir pertanyaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam petunjuk angket
adalah: petunjuk pengisian angket hendaknya dirumuskan dengan bahasa yang
sederhana, singkat dan mudah dimengerti, petunjuk memuat tentang cara mengisi
angket, misal: jawaban dengan melingkari, memberi tanda silang, memberi tanda
cek, diisi dengan jawaban bebas atau isian singkat, dan dimana mengisinya.
c. Penyusunan butir pertanyaan
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam
menyusun butir pertanyaan adalah susunan kalimat hendaknya sederhana dan jelas,
gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti ganda, pertanyaan hendaknya
disesuaikan dengan kemampuan responden, hindarkan kata-kata yang bersifat
sugestif, pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab, pertanyaan jangan
menuntut siswa/ responden untuk berpikir terlalu berat, gunakan kata-kata yang
netral, hindarkan kata-kata yang tidak berguna atau tidak perlu.
d. Penutup
Bagian ini berisi ucapan terima kasih kepada responden
atau siswa karena dedikasinya dalam bekerjasama untuk kepentingan bimbingan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kita mempersiapkan instrumen angket beserta lembar jawaban
yang diperlukan. Kemudian membagikan instrumen tersebut untuk diisi siswa/
responden. Selanjutnya kita membacakan petunjuk pengisiannya dan mengecek
jumlah siswa/responden yang sudah mengembalikan angket dan lembar jawabannya.
3. Tahap Analisis Hasil
Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan penyekoran terhadap jawaban
responden. Penyekoran ini dibedakan atas penyekoran terhadap
pertanyaan-pertanyaan tertutup atau berstruktur dengan model jawaban yang sudah
tersedia dan terbatas, serta penyekoran terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka
atau tidak berstruktur yang memerlukan jawaban uraian bebas. Kemudian,
mengelompokkan jawaban responden atas variabel-variabel yang diukur.
Selanjutnya, akan diperoleh gambaran menyeluruh tentang responden. Adapun untuk
keperluan penginterpre-tasian data hasil analisis angket ini harus pula
dikaitkan dengan hasil analisis data dengan teknik lain, misalnya: teknik
observasi, wawancara, dsb.
4. Kelebihan dan
Kekurangan Teknik Angket
Kelebihan angket sebagai instrumen
pengumpul data.
a. Teknik angket lebih efisien bila ditinjau
dari pembiayaan dan jumlah responden karena dapat mengumpulkan data dalam
jumlah responden yang besar dalam waktu yang singkat.
b. Dapat mengungkap data yang memerlukan
perkembangan dan pemikiran, dan bukan jawaban spontan. Setiap jawaban dapat
dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, karena tidak terikat oleh cepatnya
waktu yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana
dalam wawancara.
c. Dapat mengungkap keterangan yang mungkin bersifat
pribadi dan tidak akan diberikan secara langsung. Dalam menjawab pertanyaan
melalui angket, responden dapat lebih leluasa karena
tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara peneliti dan responden.
d. Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah
dianalisis, karena pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden sama.
Sedangkan keterbatasan angket sebagai
instrumen pengumpul data adalah sebagai berikut:
a. Tidak akan dapat menjaring data yang
sebenarnya jika petunjuk pengisian tidak jelas.
b. Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa
responden sungguh-sungguh dalam mengisi angket. Sering terjadi angket juga
diisi oleh orang lain (bukan responden yang sebenarnya), karena dilakukan tidak
secara langsung berhadapan muka antara peneliti dan responden.
c. Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat
diperoleh lewat observasi; dan
d. Angket diberikan terbatas kepada orang
yang melek huruf.
Tag :
LAPORAN OBSERVASI
0 Komentar untuk " CONTOH TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN SISWA (TEKNIK NON TES 1: OBSERVASI, WAWANCARA, ANGKET) BAB II BAGIAN II "