KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESA
1.
Kerangka Teoretik
a.
Pembelajaran Matematika di sekolah dasar
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di
ajarkan di SD. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya
harus mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya. “Matematika
merupakan ilmu pengertahuan yang didapat dengan berpikir, yang terorganisasikan
dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma
dan dalil-dalil” (Suwangsih dan Tiurlina, 2006:3).
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran
matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi.
Dengan mengajukan masalah kontekstual, siswa secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika. Konsep matematika tidak dapat diajarkan melalui
definisi, tetapi melalui contoh yang relevan. Guru hendaknya dapat membantu
pemahaman suatu konsep dengan pemberian contoh yang dapat diterima kebenarannya
secara intuitif artinya siswa dapat menerima kebenaran itu dengan pemikiran
yang sejalan dengan pengalaman yang sudah dimilikinya. Pembelajaran suatu
konsep perlu memperhatikan proses terbentuknya konsep tersebut. Untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.
Pada saat ini masih banyak guru yang
memberikan konsep-konsep matematika sesuai dengan keinginannya, tanpa
memikirkan apakah yang diberikannya itu dapat dimengerti oleh siswa atau sesuai
dengan perkembangannya. Pemikiran siswa dianggap sama seperti orang dewasa.
Konsep yang abstrak dianggap mudah dan sederhana oleh orang dewasa padahal oleh
siswa usia SD menjadi hal yang paling
sulit untuk dimengerti.
Salah satu tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar adalah supaya siswa memiliki kemampuan berpikir
logis, analistis, sistematis, kritis, kreatif, serta berkemampuan bekerjasama.
Selain itu untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan
masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol,
tabel, diagram, dan media lain. Adapun ruang lingkup pembelajaran matematika di
kelas IV SD terdiri dari beberapa aspek-aspek yaitu: bilangan, geometri dan
pengukuran serta pengolahan data.
b.
Pembelajaran Soal cerita
tentang bilangan bulat di SD
Soal cerita adalah soal-soal yang
diambil dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Syarifudin,2007:54).
Penyelesaian soal cerita dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)
Membaca soal itu dengan cermat
dan memikirkan hubungan antara bilangan yang ada di dalam soal tersebut.
2)
Menuliskan kalimat matematika
yang menyatakan hubungan-hubungan itu dalam bentuk operasi bilangan.
3)
Menyelesaikan kalimat
matematika tersebut, yaitu mencari bilangan-bilangan mana yang membuat kalimat
itu menjadi benar.
4)
Menggunakan penyelesaian itu
untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan di dalam soal.
Soal cerita merupakan pokok bahasan
mata pelajaran matematika yang dalam penyelesaiannya siswa dituntut memiliki
kemampuan untuk memahami soal cerita tersebut, yaitu : mampu mengenal apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan, dan pengerjaan apa yang diperlukan.
1.
Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang
terdiri dari bilangan :
• Bulat positif
(1, 2, 3, 4, 5, …)
• Nol
: 0
• Bulat Negatif ( …,-5,-4,-3,-2,-1).
Himpunan Bilangan bulat
A = { …, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,
4, … }
Di dalam bilangan bulat terdapat
bilangan genap dan ganjil :
• Bilangan bulat genap { …, -6, -4,
-2, 0, 2, 4, 6, … }
Bilangan
yang habis dibagi dengan 2
• Bilangan bulat ganjil { …, -5, -3, -1, 1, 3, 5, …
}
Bilangan yang apabila dibagi 2 tersisa
-1 atau 1
c.
Strategi Pemecahan masalah
dalam pembelajaran soal cerita tentang bilangan bulat di SD.
Strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sanjaya yang dikutip oleh
Kokom Komalasari mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien, (Kokom Komalasari, 2010:55).
Berdasarkan definisi
di atas seorang guru harus mempunyai strategi tertentu agar pembelajaran yang
dijalankannya berhasil dengan baik atau sesuai dengan apa yang diharapkan, maka
strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita tentang bilangan bulat adalah dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah.
Pemecahan masalah merupakan bagian
dari kurikulum matematika yang sangat penting dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman melalui pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya. Menurut Gagne yang dikutip oleh Suherman “keterampilan
intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah. Ini
karena pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang paling tinggi” (Suherman 2001:83).
Menurut Polya yang
dikutip oleh Suherman “pemecahan masalah memuat empat
langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian,
menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap
semua langkah yang telah dikerjakan”.
Contoh:
Andi sedang menyelam di taman laut. Ia
sudah menyelam sejauh 50 m, kemudian ia menyelam lagi sejauh 12 m. Setelah itu
ia naik sejauh 30 m. Berapa kedalaman Andi berenang?
Memahami masalah,
untuk menentukan berapa bagian yang harus
diselesaikan, siswa harus mengerti dulu apa
yang diketahui dalam soal tersebut.
Merencanakan
penyelesaian masalah, salah satu cara untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan melakukan penjumlahan.
Penyelesaian
masalah, berdasarkan soal diatas maka hasil
penyelesaiannya adalah: -50 + (-12) + 30 = -62 + 30
=
-32
Jadi, Andi berenag sejauh 32 m
dari permukaan laut.
Melakukan pemeriksaan kembali periksa kembali hasil pekerjaannya
apakah operasi hitungnya sudah tepat dan hasilnya sudah benar.
2.
Hipotesa Tindakan
Strategi pemecahan masalah matematika dapat meningkatkan
prestasi belajar matematik siswa dengan efektif dalam menyelesaikan soal cerita
mengenai bilangan bulat.
Tag :
PROPOSAL
0 Komentar untuk " CONTOH KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESA PROPOSAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TENTANG BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH. "